contoh kliping Karya Seni Kriya



 Karya Seni Kriya
(Macam-Macam Ragam Hias)
Tugas Seni Budaya
Oleh
Nama: Ratna Kumala Rizki
No. Absen: 26
Kelas: XI IPA 5
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KRAKSAAN
JL.Imam  Bonjol NO.13 Kode pos : 67282 Telp. (0335) 984214
Tahun Pelajaran 2013-2014


A.    Macam-Macam Ragam Hias

1.      Batik Madura







a.       Diskripsi
Batik Madura adalah salah satu bentuk seni budaya, batik tulis Madura banyak diminati dan populer dengan konsumen lokal dan internasional. Dengan bentuk khas dan motif batik tulis Madura memiliki keunikan sendiri untuk konsumen. Gaya dan berbagai unik dan bebas, sifat pribadi produksinya dilakukan di unit, mereka masih mempertahankan produksi tradisional, yang ditulis dan diolah dengan cara tradisional.
Kebanyakan orang mengenal batik tulis Madura dengan karakter yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau muda). Tapi jarang yang mengetahui bahwa batik Madura mungkin telah lebih dari seribu motif dan paling terkemuka di pasar batik di indonesia maupun mancanegara. Sejarah mencatat produsen batik Madura yang cukup terkenal. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu, mungkin karena kedua komoditas tersebut merupakan bagian integral dari tradisi masyarakat mereka sendiri.
b.      Daerah Asal
Salah satu sentra produksi batik yang terkenal di Madura terletak di Tanjung Bumi, 50 kilometer dari Bangkalan. Karakteristik Batik Madura adalah dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari Jawa, Disain batik Madura memiliki warna cerah dan lebih banyak kebebasan dalam aplikasi desain. Di Madura, hampir tidak ada yang menghasilkan Batik cap, para perajin sebagian besar menghasilkan Batik tulis. Salah satu batik terkenal dari Madura adalah Batik Gentongan, yang memiliki karakteristik tertentu dalam mewarnai, yang dihasilkan dari pengolahan yang berbeda dibandingkan dengan batik lainnya.

c.       Alat dan Bahan
1. Kain Mori (bias terbuat dari sutra, katun, atau campuran kain polyester)
2. Pensil
3. Canting (bias dikatakan ini adalah alat tulis batik)
4. Gawangan (tempat sampiran kain ketika membatik)
5. Lilin cair
6. Panci kecil (untuk tempat lilin)
7. Kompor kecil (untuk memanaskan lilin)
8. Larutan pewarna
d.      Cara Pembuatan
1. Pemilihan Kain
Langkah pertama yang harus anda siapkan yaitu memilih kain. Anda bisa memilih kain sesuai selera. Intinya kain yang mahal akan memiliki harga yang mahal juga. Macam-macam kain yang sering dipakai sebagai media batik antara lain katun atau primis, organdi, sutera, ATBM, santio, sifon dan lain-lain.
2. Pencucian Kain
Sebelum kain digambar, terlebih dahulu dicuci menggunakan minyak camplong yang sudah dicampur dengan soda (yaitu berupa serbuk yang berfungsi untuk menguatkan warna batik). Tahap ini akrab disebut dengan pengetelan atau diketel yang bertujuan memperkuat warna setelah dibatik agar tidak mudah luntur.
3. Pelorotan
Kain yang sudah dicuci dengan campuran minyak camplong dan soda, dicelup ke dalam air panas. Dicuci kemudian dijemur selama beberapa menit. Ini bertujuan agar sisa-sisa minyak penguat pada kain menjadi bersih.
4. Menggambar motif pada Kain
Penggambaran kain dapat dilakukan setelah ketiga langkah di atas dilakukan. Selanjutnya kain diberi pola gambar menggunakan pensil sesuai motif yang diinginkan. Macam-macam motif di antaranya motif flora dan fauna berupa bunga, kupu-kupu, burung, sirip ikan, motif kayu dan lain-lain.
5. Langkah inti yaitu Pembatikan Kain
Kain yang sudah digambar kemudian dibatik menggunakan canting yang sudah terisi malan atau lilin yang sudah dipanaskan. Untuk membatik kain cukup mengikuti gambar yang ada pada kain.
6. Pencelupan atau Pewarnaan.
Kain yang sudah dibatik kemudian dicelup atau direndam ke dalam pewarna yang diinginkan selama 20 menit.
7. Pelorotan atau Pencucian.
Proses pencucian atau pelorotan ini sama seperti langkah ketiga, yaitu dicuci atau dilunturkan menggunakan air panas agar sisa-sisa warna dan malan atau lilin bersih.

8. Proses terakhir yaitu Penjemuran.
Jemur kain ditempat sejuk yang tidak terkontak langsung dengan sinar matahari agar warna kain bagus.
e.       Fungsi
Fungsi batik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
a. Batik yang berfungsi sebagai busana atau pakaian untuk keperluan sehari-hari, seperti :
1. Kemeja
2. daster
3. sarung
4. jarik
5. selendang
6. kerudung
b. Batik berfungsi sebagai kerajinan, seperti :
1. taplak meja
2. seprai
3. gorden
4. hiasan dinding
5. Tas
2.      Songket Bali





a.       Deskripsi
Songket merupakan jenis kain hasil tenunan tradisional yang setiap daerah memiliki ciri khas dan corak sendiri, tak terkecuali songket Bali. Corak dan motif songket Bali terus berinovasi dari tahun ke tahun seiring dengan pesatnya permintaan pasar dan sumber daya manusia (SDM) yang semakin berkembang. Selain untuk kebutuhan pasar lokal, songket Bali juga terkenal sampai ke mancanegara sehingga menjadi komuditas ekspor. Permintaan pasar untuk songket Bali sempat mengalami penurunan setelah terjadinya tragedi kemanusiaan “Bom Bali I” yang berpengaruh besar terhadap perekonomian Bali. Geliat permintaan pasar untuk songket Bali naik lagi diawal tahun 2010 ditandai dengan mulai bermunculannya pengerajin songket yang terus meningkat. Untuk anda yang sedang berlibur ke Bali dan ingin melihat secara langsung pembuatan songket Bali, bisa langsung berkunjung ke Sidemen.

b.      Daerah Asal
Di Bali terdapat beberapa daerah pengerajin kain songket, salah satu daerah pengerajin Songket Bali adalah Sidemen. Kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Karangasem ini banyak penduduknya menjadi pengerajin kain tenunan seperti kain songket, kain endek dan lainnya. Sekitar akhir tahuan 90an sampai awal tahun 2000an permintaan kain songket sedang tinggi-tingginya, sehingga hampir 60% penduduk di daerah Kecamatan Sidemen dan sekitarnya beralih menjadi pengerajin kain tenun karena upah yang diterima lumayan tinggi untuk kerja rumahan.
c.        Alat dan Bahan
Ada dua peralatan dalam membuat kain tenun songket. Yang pertama adalah peralatan pokok dan yang kedua adalah peralatan tambahan. Kedua peralatan tersebut biasanya terbuat dari bamboo dan kayu. Peralatan pokok terdiri dari alat tenun itu sendiri yang disebut DAYAN. Alat ini berukuran 2 x 1.5 m dan terdiri dari gulungan yaitu alat yang berguna untuk menggulung benang dasar tenunan. Komponen lainnya adalah Penyicing yaitu alat untuk menyongket, Cahcah yaitu alat yang digunakan untuk memasukan benang kedasar benang yang lain, dan Gun yaitu alat untuk mengangkat benang.
Untuk peralatan tambahan yaitu Pelenting, Gala, Belero ragam, Teropong palet. Pelenting digunakan untuk mengatur posisi benang ketika ditenun. Semua peralatan tambahan tersebut diposisikan sedemikian hingga mudah dicapai oleh si penenun.
Kain dasar pembentuk tenun songket biasanya disebut Lungsin atau Lusi. Benang ini terbuat dari kapas, kulit kayu, serat pisang, serat nanas dan daun palem. Untuk hiasan terbuat dari benang emas dan benang sutera. Benang sutera ini didatangkan dari cina dan Taiwan, dan untuk benang emas didatangkan dari jepang, india, Thailand, jerman dan perancis. Untuk pewarna benang juga didatangkan dari jerman dan inggris.
Membuat benang lungsin adalah dengan cara memutar pemberat dengan jari tangan. Adapun bentuk pemberat tersebut seperti layaknya gasing yang bahannya terbuat dari kayu. Di wilayah lain seperti sumatera barat, jawa, bali dan Lombok pemberat tersebut diberi nama antih yaitu alat yang terdiri dari roda yang bisa berputar beserta pengait untuk memutar roda tersebut.
Benang biasanya direndam didalam air sabun dengan maksud untuk meghilangkan zat minyaknya baru kemudian dicelup pada warna yang diinginkan. Setelah kering baru benang tersebut digulung dan disiapkan jumlah helai benang yang akan ditenun.
Dewasa ini banyak pengrajin yang memotong proses pewarnaan ini dengan cara langsung membeli jenis benang yang sudah memiliki warna langsung dari pabriknya baik itu diimport maupun membeli didalam negeri.


d.      Proses Pembuatan
1.      Mencelup benang
Benang perlu dibersihkan sebelum dicelup ke dalam pewarna. Setelah pewarnaan dibuat benang perlu di keringkan, sebelum kerja selanjutnya dilaksanakan.
2.      Melerai benang
Pelenting yang diperbuat daripada buluh kecil digunakan untuk melilit benang. Proses ini dilakukan dengan bantuan alat darwin dan alat pemutar rahat.
3.      Menganeng benang
Proses membuat benang loseng yang diregang di alat penenun bagi menentukan saiz panjang atau jumlah helai kain yang akan ditenun.
4.      Menggulung
Benang-benang yang diregang di alat menganeng (ianian) digulung dengan sekeping papan loseng.
5.      Menyapuk benang
Setelah benang loseng dimasukkan ke dalam gigi atau sikat jentera, kerja-kerja menyapuk dilakukan. Dua urat benang loseng dikaitkan melalui setiap celah gigi jentera.
6.      Mengarak benang
Karak dibuat daripada benang asing yang digelung. Benang loseng berangka genap dan ganjil akan diangkat turun naik secara berselang seli sewaktu menenun.
7.      Menyongket benang
Proses mereka corak di atas benang loseng dengan menggunakan alat yang di panggil lidi dengan menyongketkan benang loseng sebanyak tiga atau lima lembar dan kemudian diikat dan dikenali sebagai proses ikat butang.
8.      Menenun
Alat torak yang diisi dengan benang pakan atau benang emas, dimasukkan ke kiri dan kanan di celah-celah benang loseng mengikut corak yang telah ditentukan hinggalah menjadi sekeping kain. Kain yang telah siap ini dipotong mengikut saiz.
e.       Fungsi
Secara garis besar jenis dan fungsi kain tenun dapat dibagi dalam empat kelompok yaitu, Tembe (Sarung), Sambolo (Destar), Weri (sejenis ikat pinggang) dan Baju Mbojo.

3.      Patung Bali





a.       Deskripsi
Seni patung di Indonesia adalah seni yang diciptakan dengan fungsinya sendiri - sendiri. contohnya di Bali patung digunakan untuk bersembahyang berbeda dengan daerah lain. Seni patung juga banyak digunakan sebagai monumen yang mengabadikan peristiwa penting atau menghormati tokoh, terutama pejuang kemerdekaan. Kelahiran Seni patung modern Indonesia diawali oleh para seniman (antara lain Hendra Gunawan, Trubus, Edhi Soenarso, dll) yang membuat karya-karya patung pahatan dari batu vulkanik di Yogyakarta, di tahun 50-an. Berbagai patung figuratif itu sebagian masih ada di halaman gedung DPRD D.I Yogyakarta. Seni patung modern baru dikembangkan dan dipelajari secara akademik setelah adanya Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.


b.      Daerah Asal
Lokasi Desa Kapal sekitar 15 km dari Kota Denpasar, desa ini dilalui jalur utama lintasan Denpasar menuju Gilimanuk demikian sebaliknya. Karena tempatnya yang strategis dipinggir jalan, di desa tersebut dijual berbagai produk kerajinan yang terbuat dari batuan, tanah liat, dan bahan campuran semen dan pasir. Wujud produknya bermacam-macam seperti patung, guci, vas bunga, tegel batu sikat, sanggah, angkul-angkul, dan sebagainya. Produk-produk tersebut dibuat dengan berbagai teknik misalnya teknik cetak, teknik putar, teknik tempel dan sebagainya.

c.       Alat dan Bahan
1.      Bahan
Bahan seni patung dapat di bedakan menjadi tiga yaitu :
a.       Bahan lunak
Yang dimaksud bahan lunak adalah material yang empuk dan mudah di bentuk misalnya: tanah liat, lilin, sabun. Tanah liat yang baik harus bersih dari kerikil, akar, rumput, dll. Daya susut tanah tidak lebih dari 10%,supaya kalau sudah kering tidak pecah/ hancur,tanah liat harus juga cukup elastis artinya mudah di bentuk, tidak telalu lembek atau terlalu keras. Untuk bahan plastisin (lilin) mudah dapat di took, tingkat plastisinya bermacam-macam, ada yang sangat lembek, cukup lembek, dan agak lembek. Bahan sabun mudah di bentuk,akan tetapi ukuranya kecil, kita tidak bisa berkarya lebih besar.

b.       Bahan sedang
Artinya bahan itu tidak lunak dan tidak keras. Contohnya : kayu waru, kayu sengan, kayu randu,dan kayu mahoni.

c.       Bahan keras
Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya : kayu jati, kayu sonokeling dan kayu ulin. Bahan batu-batuan antara lain batu padas, batu granit, batu andesit, dan batu pualam (marmer).
Selain bahan-bahan tersebut masih ada bahan yang dapat dipergunakan untuk membuat patung yaitu semen-pasir, gips, kuningan, perunggu, emas dan sebagainya.

2     Alat
Peralatan yang digunakan untuk membuat patung tergantung kepada bahan dan tekniknya alat-alat yang digunakan :
·         Butsir adalah alat Bantu untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat.
·         Meja putar adalah meja untuk membuat patung dan dapat di gerakan denagan cara diputar,fungsinya untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
·         Pahat
·         Palu
·         Cetakan berfungsi untuk mengencangkan ikatan kawat dan memotong ikatan kawat.
·         Sendok adokan berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkanya pada kerangka patung.
d.      Teknik Pembuatan
Teknik adalah cara untuk melakukan sesuatu.teknik pembuatan patung ada 4 yaitu :
1.Teknik  membutsin
Teknik dengan cara memijat,menambah dan mengurangi bahan yang di bentuk
2. Teknik  memahat
Teknik dengan cara menggunakan bahan yang di bentuk, teknik ini tidak bisa dilakukan penambahan/penambalan.
3. Teknik  mencetak
Teknik ini umumnya cair atau bahan yang bisa di cairkan.
4. Teknik  konstruksi
membuat patung dengan cara menyusun bahan, baik kerangka/tanpa kerangka.

e.       Fungsi
Patung Sakral
Seni patung adalah karya seni rupa yang merupakan pernyataan pengalaman artistik lewat bentuk-bentuk tiga dimensional. Fungsinya, lebih banyak berkaitan dengan fungsi hias, meskipun ada juga yang berkaitan dengan seni pakai (aplied art) dan fungsi yang berkaitan dengan religi (keagamaan). Sebagai karya seni tiga dimensi, maka perwujudan patung didasarkan atas ukuran panjang, lebar dan tinggi. Dilihat dari teknis pembuatannya, seni patung dapat dikelompokkan ke dalam seni pahat. Seni relief juga termasuk kelompok seni pahat, demikian arca atau plastis. Sebagai salah satu wujud karya seni rupa, perkembangan karya-karya seni patung Bali juga dipengaruhi oleh pariwisata. Meskipun demikian, karya-karya seni patung Bali tidak semata memiliki fungsi sebagai benda hiasan saja, tetapi patung Bali juga memiliki fungsi sebagai benda sakral dalam konteks religi atau keagamaan.
Patung Seni
Dalam fungsinya sebagai benda seni yang bernilai profan, maka patung Bali bisa dijadikan benda pajang di dalam ruangan (dekorasi interior) atau dipajang di luar ruangan (dekorasi taman).
Hiasan Bangunan
Dalam artistik tradisional Bali, patung tradisional Bali bahkan difungsikan sebagai hiasan permanen. Pada umumnya patung hiasan permanen bangunan tradisional Bali ini mengambil bentuk dewa-dewa dalam imajinasi manifestasi Tuhan, ada patung manusia dari dunia pewayangan, raksasa, punakawan dan patung-patung binatang.


4.      Kerajinan Perak Yogyakarta






a.       Deskripsi
Seni kerajinan perak adalah salah satu bentuk ketrampilan yang cukup dihargai. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa pusat kerajinan perak. Di Jawa ada di Kotagede (Yogyakarta), Bangil (Jawa Timur), Celuk di Bali, Sumatra di Padang, Sulawesi di Kendari dan lain-lain.
b.      Asal Daerah
Kotagede merupakan sentra kerajinan perak Yogyakarta. Bengkel-bengkel dan toko-koko kerajinan perak bisa kita temui di sepanjang Jalan Kemasan hingga pertigaan ex-Bioskop Istana. Selain sebagai pusat produksi dan penjualan perhiasan perak, Kotagede juga menyimpan sekitar 170 bangunan kuno buatan tahun 1700 hingga 1930. Hal tersebut menjadikan Kotagede tidak hanya sebagai Kota Perak, tetapi juga Kota Tua bersejarah. Suasana tradisional masih sangat terasa di kota ini.
c.       Alat dan Bahan
Bahan baku yang digunakan, yaitu:
  1. Buah lerak
  2. Asam
  3. Tawas
  4. Arang
  5. Minyak tanah
  6. Amplas
  7. Timah hitam
  8. Timah  putih
  9. Dan lain-lain
Peralatan yang digunakan, yaitu:
  1. Alat untuk melebur, terdiri dari perapen (tempat pengapian), kowi (tempat melelehkan perak), dan cetakan;
  2. Alat untuk menempa, terdiri dari palu ukuran kecil, paron, dan supit;
  3. Alat untuk mengukir, yaitu tatah dalam berbagai ukuran;
  4. Alat untuk merakit, terdiri dari patros (patri)  dan ancur (obat patri);
  5. Alat untuk mengerik, terdiri dari amplas dan wungkal;
  6. Alat untuk mbabar dan nyangling, yaitu panci dan wajan.
  7. Dan berbagai peralatan dan perlengkapan lainnya.
d.      Cara Pembuatan
Perak Filigree atau yg di Kotagede sering dikenal dgn istilah perak Trap adalah jenis kerajinan perak yg bermaterial benang/kawat perak yg sangat lembut yg dipilin dan dipres/dibuat plat. Benang-benang perak inilah yg digunakan tuk membuat motif atau dekorasi kerajinan perak.

Benang perak/filigree ini bukan hanya digunakan tuk membuat perhiasan/asesories saja, tapi juga digunakan tuk membuat bermacam-macam miniatur seperti miniatur becak, kereta kuda, harley davidson dan juga bermacam-macam hiasan dinding seperti hiasan motif wayg dan lain sebagainya. Sampai sekrang teknik ini menjadi andalah para pengrajin karena proses pembuatan masih tidak dapat dilakukan oleh mesin>

Solid Silver. Kerajinan perak ini berbahan utama perak lempengan/lembaran perak. Material ini lebih fleksibel tuk dibentuk atau digunakan membuat kerajinan perak. Biasanya digunakan sebagai bahan utama tuk membuat perlengkapan makan dari perak seperti nampan, piring, mangkok dan lain sebagainya. Selain itu juga sering digunakan tuk membuat miniatur dan perhiasan-perhiasan.

Kerajinan Perak Cetakan/Casting
Kerajinan perak ini sering dijadikan alternatif produksi kerajinan perak. Terutama tuk permintaan produk dgn kuantitas besar dan waktu yg terbatas.
Sebenarnya sistem pembuatan perak cetak/casting ini ada beberapa tehnik. Dari yg menggunakan peralatan sederhana sampai penggunaan mesin casting sentrifugal yg lumayan mahal harganya. Dan biasanya produk perhiasan yg ada di pasaran dibuat dgnmesin casting sentrifugal.

Meskipun begitu proses akhir (finishing) dari proses perak cetakan ini masih menggunakan tangan di antaranya, pengikiran dan pengamplasan bekas-bekas cetakan yg kurang rapi, oleh karena itu teknik ini masih campuran antara mesin dan kreatifitas tangan manusia

Kerajinan Perak buatan Mesin/Machinery
Kerajinan perak dgn sistem produksi mesin juga merupakan sistem produksi massal seperti casting. Hanya saja di sini digunakan mesin sebagai ganti mesin casting. Dan Tuk semua proses pengerjaan semua bergantung pada mesin, sehingga terkadang hasil yg diperoleh tidak seindah buatan tangan manusia langsung.

e.       Fungsi
Fungsi perak kini tidak hanya menjadi perhiasan yang bisa dibentuk sebagai kalung, cincin, giwang dan sebagainya. Perakpun menjadi bahan obat-obatan kimia dan koin. Koin perak telah lama menggantikan koin emas sebagai koleksi.




5.      Wayang Golek Sunda






a.       Deskripsi
Wayang Golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Daerah penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.
b.      Asal Daerah
Kelahiran wayang golek diprakarsai oleh Dalem Karang Anyar (Wiranata Koesoemah III) pada masa akhir jabatannya. Waktu itu Dalem memerintahkan Ki Darman (penyungging wayang kulit asal Tegal) yang tinggal di Cibiru, Ujung Berung, untuk membuat wayang dari kayu
c.       Alat dan bahan
1. Kayu
Jenis kayu lame dan albasia adalah yang terbaik karena jenis ini ringan, mudah dibentuk atau dipahat serta tahan lama terhadap pengaruh cuaca.
2. Pewarna
Pewarna yang digunakan adalah cat kayu yang berwarna cerah dan mudah kering. Bahan pewarna yang kini banyak digunakan adalah cat duko (cat untuk mobil). Cat duko lebih menguntungkan dari segi penampilan golek sebab warna golek menjadi lebih cerah. Selain itu, cat duko lebih mudah kering dibandingkan cat kayu.

3. Tuding
Tuding digunakan sebagai pegangan dalang pada saat memainkan golek, yaitu alat untuk menggerakkan bagian tangan golek dan untuk menancapkan golek di atas alas gebok/dudukan golek. Tuding biasanya terbuat dari bambu.
5. Bahan untuk hiasan kepala dan pakaian
Biasanya terbuat dari bahan kain.
d.      Cara Pembuatan
Pertama kali yang dilakukan adalah menjiplak gambar atau pola yang sudah ada. Setelah itu digunting sesuai bentuknya. Pola yang sudah jadi terdiri dari beberapa bagian. Bagian tangan adalah yang dipasang pertama. Pada tangan ada dua sambungan: lengan bagian atas dan siku. Cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Untuk menggerakkan bagian lengan digunakan tangkai berwarna kehitaman yang juga terbuat dari tanduk kerbau.
Kalau kamu perhatikan, ada beberapa wayang kulit yang warnanya keemasan. Warna emas itu didapat dari prada, kertas warna emas yang ditempel. Cara lain adalah dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada hasilnya jauh lebih baik karena warnanya lebih tahan lebih lama.

e.       Fungsi
Fungsi Wayang Golek ada dua; sebagai upacara ritual atau ruwatan, dan untuk hiburan. Fungsi Wayang Golek untuk ruwatan biasanya digunakan dalam peruwatan rumah, anak, surambi (4 orang putera), pandawa lima (lima orang putera), talaga tanggal kausak (seorang putera diapir dua puteri), dan samudera hapit sindang (seorang puteri diapit dua putera).
Wayang Golek untuk hiburan dipergunakan untuk upacara dan perayaan khusus seperti khitanan, perkawinan, perayaan karawitan, hari jadi, hari-hari besar dan penyambutan tamu-tamu negara. Wayang golek yang dikenal kita adalah wayang golek purwa, wayangnya terbuat dari kayu menyerupai bentuk manusia yang disebut golek oleh karena itu disebut wayang golek.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS