Karya Seni
Kriya
(Macam-Macam Ragam Hias)
Tugas Seni Budaya
Oleh
Nama: Ratna Kumala Rizki
No. Absen: 26
Kelas: XI IPA 5
SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 1 KRAKSAAN
JL.Imam Bonjol NO.13 Kode pos : 67282 Telp. (0335) 984214
Tahun
Pelajaran 2013-2014
A.
Macam-Macam Ragam Hias
1.
Batik Madura
a.
Diskripsi
Batik Madura adalah salah satu bentuk seni
budaya, batik tulis Madura banyak diminati dan populer dengan konsumen lokal
dan internasional. Dengan bentuk khas dan motif batik tulis Madura memiliki
keunikan sendiri untuk konsumen. Gaya dan berbagai unik dan bebas, sifat
pribadi produksinya dilakukan di unit, mereka masih mempertahankan produksi
tradisional, yang ditulis dan diolah dengan cara tradisional.
Kebanyakan orang mengenal batik tulis Madura dengan karakter yang kuat,
yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau
muda). Tapi jarang yang mengetahui bahwa batik Madura mungkin telah lebih dari
seribu motif dan paling terkemuka di pasar batik di indonesia maupun
mancanegara. Sejarah mencatat produsen batik Madura yang cukup terkenal. Apa
yang membuatnya menjadi seperti itu, mungkin karena kedua komoditas tersebut
merupakan bagian integral dari tradisi masyarakat mereka sendiri.
b.
Daerah Asal
Salah satu sentra produksi batik yang terkenal di Madura terletak di
Tanjung Bumi, 50 kilometer dari Bangkalan. Karakteristik Batik Madura adalah
dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari Jawa, Disain batik
Madura memiliki warna cerah dan lebih banyak kebebasan dalam aplikasi desain.
Di Madura, hampir tidak ada yang menghasilkan Batik cap, para perajin sebagian
besar menghasilkan Batik tulis. Salah satu batik terkenal dari Madura adalah
Batik Gentongan, yang memiliki karakteristik tertentu dalam mewarnai, yang
dihasilkan dari pengolahan yang berbeda dibandingkan dengan batik lainnya.
c.
Alat dan Bahan
1. Kain Mori
(bias terbuat dari sutra, katun, atau campuran kain polyester)
2. Pensil
3. Canting
(bias dikatakan ini adalah alat tulis batik)
4. Gawangan
(tempat sampiran kain ketika membatik)
5. Lilin
cair
6. Panci
kecil (untuk tempat lilin)
7. Kompor
kecil (untuk memanaskan lilin)
8. Larutan
pewarna
d.
Cara Pembuatan
1. Pemilihan Kain
Langkah pertama yang harus anda
siapkan yaitu memilih kain. Anda bisa memilih kain sesuai selera. Intinya kain
yang mahal akan memiliki harga yang mahal juga. Macam-macam kain yang sering
dipakai sebagai media batik antara lain katun atau primis, organdi, sutera,
ATBM, santio, sifon dan lain-lain.
2. Pencucian Kain
Sebelum kain
digambar, terlebih dahulu dicuci menggunakan minyak camplong yang sudah
dicampur dengan soda (yaitu berupa serbuk yang berfungsi untuk menguatkan warna
batik). Tahap ini akrab disebut dengan pengetelan atau diketel yang bertujuan
memperkuat warna setelah dibatik agar tidak mudah luntur.
3. Pelorotan
Kain yang sudah
dicuci dengan campuran minyak camplong dan soda, dicelup ke dalam air panas.
Dicuci kemudian dijemur selama beberapa menit. Ini bertujuan agar sisa-sisa
minyak penguat pada kain menjadi bersih.
4. Menggambar motif pada Kain
Penggambaran
kain dapat dilakukan setelah ketiga langkah di atas dilakukan. Selanjutnya kain
diberi pola gambar menggunakan pensil sesuai motif yang diinginkan. Macam-macam
motif di antaranya motif flora dan fauna berupa bunga, kupu-kupu, burung, sirip
ikan, motif kayu dan lain-lain.
5. Langkah inti yaitu Pembatikan
Kain
Kain yang sudah
digambar kemudian dibatik menggunakan canting yang sudah terisi malan atau
lilin yang sudah dipanaskan. Untuk membatik kain cukup mengikuti gambar yang
ada pada kain.
6. Pencelupan atau Pewarnaan.
Kain yang sudah
dibatik kemudian dicelup atau direndam ke dalam pewarna yang diinginkan selama
20 menit.
7. Pelorotan atau Pencucian.
Proses pencucian
atau pelorotan ini sama seperti langkah ketiga, yaitu dicuci atau dilunturkan
menggunakan air panas agar sisa-sisa warna dan malan atau lilin bersih.
8. Proses terakhir yaitu
Penjemuran.
Jemur kain
ditempat sejuk yang tidak terkontak langsung dengan sinar matahari agar warna
kain bagus.
e.
Fungsi
Fungsi
batik dalam
kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
a.
Batik yang berfungsi sebagai busana atau pakaian untuk keperluan sehari-hari,
seperti :
1.
Kemeja
2.
daster
3.
sarung
4.
jarik
5.
selendang
6.
kerudung
b.
Batik berfungsi sebagai kerajinan, seperti :
1.
taplak meja
2.
seprai
3.
gorden
4.
hiasan dinding
5.
Tas
2.
Songket Bali
a.
Deskripsi
Songket merupakan jenis kain hasil tenunan
tradisional yang setiap daerah memiliki ciri khas dan corak sendiri, tak terkecuali
songket Bali. Corak dan motif songket Bali terus berinovasi dari tahun ke tahun
seiring dengan pesatnya permintaan pasar dan sumber daya manusia (SDM) yang
semakin berkembang. Selain untuk kebutuhan pasar lokal, songket Bali juga
terkenal sampai ke mancanegara sehingga menjadi komuditas ekspor. Permintaan
pasar untuk songket Bali sempat mengalami penurunan setelah terjadinya tragedi
kemanusiaan “Bom Bali I” yang berpengaruh besar terhadap perekonomian Bali.
Geliat permintaan pasar untuk songket Bali naik lagi diawal tahun 2010 ditandai
dengan mulai bermunculannya pengerajin songket yang terus meningkat. Untuk anda
yang sedang berlibur ke Bali dan ingin melihat secara langsung pembuatan
songket Bali, bisa langsung berkunjung ke Sidemen.
b.
Daerah Asal
Di Bali terdapat beberapa daerah pengerajin kain
songket, salah satu daerah pengerajin Songket Bali adalah Sidemen. Kecamatan
yang masuk wilayah Kabupaten Karangasem ini banyak penduduknya menjadi
pengerajin kain tenunan seperti kain songket, kain endek dan lainnya. Sekitar
akhir tahuan 90an sampai awal tahun 2000an permintaan kain songket sedang
tinggi-tingginya, sehingga hampir 60% penduduk di daerah Kecamatan Sidemen dan
sekitarnya beralih menjadi pengerajin kain tenun karena upah yang diterima
lumayan tinggi untuk kerja rumahan.
c.
Alat dan Bahan
Ada dua peralatan dalam membuat kain tenun songket. Yang pertama adalah
peralatan pokok dan yang kedua adalah peralatan tambahan. Kedua peralatan
tersebut biasanya terbuat dari bamboo dan kayu. Peralatan pokok terdiri dari
alat tenun itu sendiri yang disebut DAYAN. Alat ini berukuran 2 x 1.5 m dan
terdiri dari gulungan yaitu alat yang berguna untuk menggulung benang dasar
tenunan. Komponen lainnya adalah Penyicing yaitu alat untuk menyongket, Cahcah
yaitu alat yang digunakan untuk memasukan benang kedasar benang yang lain, dan
Gun yaitu alat untuk mengangkat benang.
Untuk peralatan tambahan yaitu Pelenting, Gala, Belero ragam, Teropong
palet. Pelenting digunakan untuk mengatur posisi benang ketika ditenun. Semua
peralatan tambahan tersebut diposisikan sedemikian hingga mudah dicapai oleh si
penenun.
Kain dasar pembentuk tenun songket biasanya disebut Lungsin atau Lusi.
Benang ini terbuat dari kapas, kulit kayu, serat pisang, serat nanas dan daun
palem. Untuk hiasan terbuat dari benang emas dan benang sutera. Benang sutera
ini didatangkan dari cina dan Taiwan, dan untuk benang emas didatangkan dari
jepang, india, Thailand, jerman dan perancis. Untuk pewarna benang juga
didatangkan dari jerman dan inggris.
Membuat benang lungsin adalah dengan cara memutar pemberat dengan jari tangan. Adapun bentuk pemberat tersebut seperti layaknya gasing yang bahannya terbuat dari kayu. Di wilayah lain seperti sumatera barat, jawa, bali dan Lombok pemberat tersebut diberi nama antih yaitu alat yang terdiri dari roda yang bisa berputar beserta pengait untuk memutar roda tersebut.
Membuat benang lungsin adalah dengan cara memutar pemberat dengan jari tangan. Adapun bentuk pemberat tersebut seperti layaknya gasing yang bahannya terbuat dari kayu. Di wilayah lain seperti sumatera barat, jawa, bali dan Lombok pemberat tersebut diberi nama antih yaitu alat yang terdiri dari roda yang bisa berputar beserta pengait untuk memutar roda tersebut.
Benang biasanya direndam didalam air sabun dengan maksud untuk
meghilangkan zat minyaknya baru kemudian dicelup pada warna yang diinginkan.
Setelah kering baru benang tersebut digulung dan disiapkan jumlah helai benang
yang akan ditenun.
Dewasa ini banyak pengrajin yang memotong proses pewarnaan ini dengan
cara langsung membeli jenis benang yang sudah memiliki warna langsung dari
pabriknya baik itu diimport maupun membeli didalam negeri.
d.
Proses Pembuatan
1.
Mencelup benang
Benang perlu dibersihkan sebelum dicelup ke dalam pewarna. Setelah
pewarnaan dibuat benang perlu di keringkan, sebelum kerja selanjutnya
dilaksanakan.
2.
Melerai benang
Pelenting yang diperbuat daripada buluh kecil digunakan untuk melilit benang.
Proses ini dilakukan dengan bantuan alat darwin dan alat pemutar rahat.
3.
Menganeng benang
Proses membuat benang loseng yang diregang di alat penenun bagi menentukan
saiz panjang atau jumlah helai kain yang akan ditenun.
4.
Menggulung
Benang-benang yang diregang di alat menganeng (ianian) digulung dengan
sekeping papan loseng.
5.
Menyapuk benang
Setelah benang loseng dimasukkan ke dalam gigi atau sikat jentera,
kerja-kerja menyapuk dilakukan. Dua urat benang loseng dikaitkan melalui setiap
celah gigi jentera.
6.
Mengarak benang
Karak dibuat daripada benang asing yang digelung. Benang loseng berangka
genap dan ganjil akan diangkat turun naik secara berselang seli sewaktu
menenun.
7.
Menyongket benang
Proses mereka corak di atas benang loseng dengan menggunakan alat yang di
panggil lidi dengan menyongketkan benang loseng sebanyak tiga atau lima lembar
dan kemudian diikat dan dikenali sebagai proses ikat butang.
8.
Menenun
Alat torak yang diisi dengan benang pakan atau benang emas, dimasukkan ke
kiri dan kanan di celah-celah benang loseng mengikut corak yang telah
ditentukan hinggalah menjadi sekeping kain. Kain yang telah siap ini dipotong
mengikut saiz.
e.
Fungsi
Secara garis besar jenis dan fungsi kain tenun dapat
dibagi dalam empat kelompok yaitu, Tembe (Sarung), Sambolo (Destar), Weri
(sejenis ikat pinggang) dan Baju Mbojo.
3.
Patung Bali
a.
Deskripsi
Seni patung di Indonesia adalah seni yang diciptakan
dengan fungsinya sendiri - sendiri. contohnya di Bali patung digunakan untuk
bersembahyang berbeda dengan daerah lain. Seni patung juga banyak digunakan
sebagai monumen yang mengabadikan peristiwa penting atau menghormati tokoh,
terutama pejuang kemerdekaan. Kelahiran Seni patung modern Indonesia diawali
oleh para seniman (antara lain Hendra Gunawan, Trubus, Edhi Soenarso, dll) yang
membuat karya-karya patung pahatan dari batu vulkanik di Yogyakarta, di tahun
50-an. Berbagai patung figuratif itu sebagian masih ada di halaman gedung DPRD
D.I Yogyakarta. Seni patung modern baru dikembangkan dan dipelajari secara
akademik setelah adanya Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.
b.
Daerah Asal
Lokasi Desa Kapal sekitar 15 km dari Kota
Denpasar, desa ini dilalui jalur utama lintasan Denpasar menuju Gilimanuk
demikian sebaliknya. Karena tempatnya yang strategis dipinggir jalan, di desa
tersebut dijual berbagai produk kerajinan yang terbuat dari batuan, tanah liat,
dan bahan campuran semen dan pasir. Wujud produknya bermacam-macam seperti
patung, guci, vas bunga, tegel batu sikat, sanggah, angkul-angkul, dan
sebagainya. Produk-produk tersebut dibuat dengan berbagai teknik misalnya
teknik cetak, teknik putar, teknik tempel dan sebagainya.
c.
Alat dan Bahan
1.
Bahan
Bahan seni
patung dapat di bedakan menjadi tiga yaitu :
a.
Bahan lunak
Yang
dimaksud bahan lunak adalah material
yang empuk dan mudah di bentuk misalnya: tanah liat, lilin, sabun. Tanah liat
yang baik harus bersih dari kerikil, akar, rumput, dll. Daya susut tanah tidak
lebih dari 10%,supaya kalau sudah kering tidak pecah/ hancur,tanah liat harus
juga cukup elastis artinya mudah di bentuk, tidak telalu lembek atau terlalu
keras. Untuk bahan plastisin (lilin) mudah dapat di took, tingkat plastisinya
bermacam-macam, ada yang sangat lembek, cukup lembek, dan agak lembek. Bahan
sabun mudah di bentuk,akan tetapi ukuranya kecil, kita tidak bisa berkarya
lebih besar.
b.
Bahan sedang
Artinya
bahan itu tidak lunak dan tidak keras. Contohnya : kayu waru, kayu sengan, kayu
randu,dan kayu mahoni.
c.
Bahan keras
Bahan keras
dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya : kayu jati, kayu sonokeling dan
kayu ulin. Bahan batu-batuan antara lain batu padas, batu granit, batu andesit,
dan batu pualam (marmer).
Selain bahan-bahan tersebut masih ada bahan yang dapat dipergunakan untuk membuat patung yaitu semen-pasir, gips, kuningan, perunggu, emas dan sebagainya.
Selain bahan-bahan tersebut masih ada bahan yang dapat dipergunakan untuk membuat patung yaitu semen-pasir, gips, kuningan, perunggu, emas dan sebagainya.
2
Alat
Peralatan
yang digunakan untuk membuat patung tergantung kepada bahan dan tekniknya
alat-alat yang digunakan :
·
Butsir adalah alat
Bantu untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat.
·
Meja putar adalah meja
untuk membuat patung dan dapat di gerakan denagan cara diputar,fungsinya untuk
memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
·
Pahat
·
Palu
·
Cetakan berfungsi
untuk mengencangkan ikatan kawat dan memotong ikatan kawat.
·
Sendok
adokan berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkanya pada kerangka patung.
d.
Teknik Pembuatan
Teknik
adalah cara untuk melakukan sesuatu.teknik pembuatan patung ada 4 yaitu :
1.Teknik
membutsin
Teknik dengan cara memijat,menambah dan mengurangi bahan yang di bentuk
Teknik dengan cara memijat,menambah dan mengurangi bahan yang di bentuk
2. Teknik
memahat
Teknik dengan cara menggunakan bahan yang di bentuk, teknik ini tidak bisa dilakukan penambahan/penambalan.
Teknik dengan cara menggunakan bahan yang di bentuk, teknik ini tidak bisa dilakukan penambahan/penambalan.
3. Teknik
mencetak
Teknik ini umumnya cair atau bahan yang bisa di cairkan.
Teknik ini umumnya cair atau bahan yang bisa di cairkan.
4. Teknik
konstruksi
membuat patung dengan cara menyusun bahan, baik kerangka/tanpa kerangka.
membuat patung dengan cara menyusun bahan, baik kerangka/tanpa kerangka.
e.
Fungsi
Patung Sakral
Seni patung adalah karya seni rupa yang merupakan pernyataan pengalaman
artistik lewat bentuk-bentuk tiga dimensional. Fungsinya, lebih banyak
berkaitan dengan fungsi hias, meskipun ada juga yang berkaitan dengan seni
pakai (aplied art) dan fungsi yang berkaitan dengan religi (keagamaan). Sebagai
karya seni tiga dimensi, maka perwujudan patung didasarkan atas ukuran panjang,
lebar dan tinggi. Dilihat dari teknis pembuatannya, seni patung dapat
dikelompokkan ke dalam seni pahat. Seni relief juga termasuk kelompok seni
pahat, demikian arca atau plastis. Sebagai salah satu wujud karya seni rupa,
perkembangan karya-karya seni patung Bali juga dipengaruhi oleh pariwisata.
Meskipun demikian, karya-karya seni patung Bali tidak semata memiliki fungsi
sebagai benda hiasan saja, tetapi patung Bali juga memiliki fungsi sebagai
benda sakral dalam konteks religi atau keagamaan.
Patung Seni
Dalam fungsinya sebagai benda seni yang bernilai profan, maka patung Bali
bisa dijadikan benda pajang di dalam ruangan (dekorasi interior) atau dipajang
di luar ruangan (dekorasi taman).
Hiasan Bangunan
Dalam artistik tradisional Bali, patung tradisional Bali bahkan
difungsikan sebagai hiasan permanen. Pada umumnya patung hiasan permanen
bangunan tradisional Bali ini mengambil bentuk dewa-dewa dalam imajinasi
manifestasi Tuhan, ada patung manusia dari dunia pewayangan, raksasa, punakawan
dan patung-patung binatang.
4.
Kerajinan Perak Yogyakarta
a.
Deskripsi
Seni kerajinan perak adalah salah satu bentuk
ketrampilan yang cukup dihargai. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa pusat
kerajinan perak. Di Jawa ada di Kotagede (Yogyakarta), Bangil (Jawa Timur),
Celuk di Bali, Sumatra di Padang, Sulawesi di Kendari dan lain-lain.
b.
Asal Daerah
Kotagede merupakan sentra kerajinan
perak Yogyakarta. Bengkel-bengkel dan toko-koko kerajinan perak bisa kita temui
di sepanjang Jalan Kemasan hingga pertigaan ex-Bioskop Istana. Selain sebagai
pusat produksi dan penjualan perhiasan perak, Kotagede juga menyimpan sekitar
170 bangunan kuno buatan tahun 1700 hingga 1930. Hal tersebut menjadikan
Kotagede tidak hanya sebagai Kota Perak, tetapi juga Kota Tua bersejarah.
Suasana tradisional masih sangat terasa di kota ini.
c. Alat
dan Bahan
Bahan baku yang digunakan, yaitu:
- Buah lerak
- Asam
- Tawas
- Arang
- Minyak tanah
- Amplas
- Timah hitam
- Timah putih
- Dan lain-lain
Peralatan yang digunakan, yaitu:
- Alat untuk melebur, terdiri dari perapen (tempat pengapian), kowi (tempat melelehkan perak), dan cetakan;
- Alat untuk menempa, terdiri dari palu ukuran kecil, paron, dan supit;
- Alat untuk mengukir, yaitu tatah dalam berbagai ukuran;
- Alat untuk merakit, terdiri dari patros (patri) dan ancur (obat patri);
- Alat untuk mengerik, terdiri dari amplas dan wungkal;
- Alat untuk mbabar dan nyangling, yaitu panci dan wajan.
- Dan berbagai peralatan dan perlengkapan lainnya.
d. Cara
Pembuatan
Perak Filigree atau yg di Kotagede sering dikenal
dgn istilah perak Trap adalah jenis kerajinan perak yg bermaterial benang/kawat
perak yg sangat lembut yg dipilin dan dipres/dibuat plat. Benang-benang perak
inilah yg digunakan tuk membuat motif atau dekorasi kerajinan perak.
Benang perak/filigree ini bukan hanya digunakan tuk membuat
perhiasan/asesories saja, tapi juga digunakan tuk membuat bermacam-macam
miniatur seperti miniatur becak, kereta kuda, harley davidson dan juga
bermacam-macam hiasan dinding seperti hiasan motif wayg dan lain sebagainya.
Sampai sekrang teknik ini menjadi andalah para pengrajin karena proses
pembuatan masih tidak dapat dilakukan oleh mesin>
Solid Silver. Kerajinan perak ini berbahan utama
perak lempengan/lembaran perak. Material ini lebih fleksibel tuk dibentuk atau
digunakan membuat kerajinan perak. Biasanya digunakan sebagai bahan utama tuk
membuat perlengkapan makan dari perak seperti nampan, piring, mangkok dan lain
sebagainya. Selain itu juga sering digunakan tuk membuat miniatur dan perhiasan-perhiasan.
Kerajinan Perak Cetakan/Casting
Kerajinan perak ini sering dijadikan alternatif produksi kerajinan perak.
Terutama tuk permintaan produk dgn kuantitas besar dan waktu yg terbatas.
Sebenarnya
sistem pembuatan perak cetak/casting ini ada beberapa tehnik. Dari yg
menggunakan peralatan sederhana sampai penggunaan mesin casting sentrifugal yg
lumayan mahal harganya. Dan biasanya produk perhiasan yg ada di pasaran dibuat
dgnmesin casting sentrifugal.
Meskipun begitu proses akhir (finishing) dari proses perak cetakan ini
masih menggunakan tangan di antaranya, pengikiran dan pengamplasan bekas-bekas
cetakan yg kurang rapi, oleh karena itu teknik ini masih campuran antara mesin
dan kreatifitas tangan manusia
Kerajinan Perak buatan Mesin/Machinery
Kerajinan perak dgn sistem produksi mesin juga merupakan sistem produksi
massal seperti casting. Hanya saja di sini digunakan mesin sebagai ganti mesin
casting. Dan Tuk semua proses pengerjaan semua bergantung pada mesin, sehingga
terkadang hasil yg diperoleh tidak seindah buatan tangan manusia langsung.
e. Fungsi
Fungsi perak
kini tidak hanya menjadi perhiasan yang bisa dibentuk sebagai kalung, cincin,
giwang dan sebagainya. Perakpun menjadi bahan obat-obatan kimia dan koin. Koin
perak telah lama menggantikan koin emas sebagai koleksi.
5. Wayang Golek
Sunda
a.
Deskripsi
Wayang Golek adalah salah satu bentuk seni
pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Daerah
penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah
Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan
Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.
b.
Asal Daerah
Kelahiran
wayang golek diprakarsai oleh Dalem Karang Anyar (Wiranata Koesoemah III) pada
masa akhir jabatannya. Waktu itu Dalem memerintahkan Ki Darman (penyungging
wayang kulit asal Tegal) yang tinggal di Cibiru, Ujung Berung, untuk membuat
wayang dari kayu
c.
Alat dan bahan
1.
Kayu
Jenis
kayu lame dan albasia adalah yang terbaik karena jenis ini ringan, mudah
dibentuk atau dipahat serta tahan lama terhadap pengaruh cuaca.
2. Pewarna
Pewarna
yang digunakan adalah cat kayu yang berwarna cerah dan mudah kering. Bahan
pewarna yang kini banyak digunakan adalah cat duko (cat untuk mobil). Cat duko
lebih menguntungkan dari segi penampilan golek sebab warna golek menjadi lebih
cerah. Selain itu, cat duko lebih mudah kering dibandingkan cat kayu.
3. Tuding
Tuding
digunakan sebagai pegangan dalang pada saat memainkan golek, yaitu alat untuk
menggerakkan bagian tangan golek dan untuk menancapkan golek di atas alas
gebok/dudukan golek. Tuding biasanya terbuat dari bambu.
5. Bahan untuk
hiasan kepala dan pakaian
Biasanya terbuat
dari bahan kain.
d. Cara
Pembuatan
Pertama kali
yang dilakukan adalah menjiplak gambar atau pola yang sudah ada. Setelah itu
digunting sesuai bentuknya. Pola yang sudah jadi terdiri dari beberapa bagian.
Bagian tangan adalah yang dipasang pertama. Pada tangan ada dua sambungan:
lengan bagian atas dan siku. Cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang
terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Untuk menggerakkan bagian lengan
digunakan tangkai berwarna kehitaman yang juga terbuat dari tanduk kerbau.
Kalau kamu
perhatikan, ada beberapa wayang kulit yang warnanya keemasan. Warna emas itu
didapat dari prada, kertas warna emas yang ditempel. Cara lain adalah dengan
dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada
hasilnya jauh lebih baik karena warnanya lebih tahan lebih lama.
e. Fungsi
Fungsi Wayang Golek ada dua; sebagai upacara ritual atau ruwatan, dan
untuk hiburan. Fungsi Wayang Golek untuk ruwatan biasanya digunakan dalam
peruwatan rumah, anak, surambi (4 orang putera), pandawa lima (lima orang
putera), talaga tanggal kausak (seorang putera diapir dua puteri), dan samudera
hapit sindang (seorang puteri diapit dua putera).
Wayang Golek untuk hiburan dipergunakan untuk upacara dan perayaan khusus
seperti khitanan, perkawinan, perayaan karawitan, hari jadi, hari-hari besar
dan penyambutan tamu-tamu negara. Wayang golek yang dikenal kita adalah wayang
golek purwa, wayangnya terbuat dari kayu menyerupai bentuk manusia yang disebut
golek oleh karena itu disebut wayang golek.
0 komentar:
Posting Komentar